Dua tahun yang lalu, saya mengirimkannya sebagai salah satu hadiah ulang tahun untuk seorang sahabat.
Sebuah Kado Bernama “DOA”
Bulan itu kembali bertanya……
“Ya Tuhan…kenapa aku tercipta sendiri di langit ini. Kosong……hampa….gelap…tak ada teman. Hanya ada bebatu angkasa yang hilir mudik di tata surya ini.
Ya Tuhan…..aku hanya satu2nya satelit untuk bumi ini…..
Kenapa aku tidak seperti satelit milik Saturnus…atau Uranus…mereka yang berputar mengelilingi planet ini tidak sendirian…..”
“Sendirian??? Dengan begitu banyak manusia yang menatap tatkala purnama bersinar
Dengan begitu banyak kalimat pujian atas malam yang terang……
Dengan begitu banyak mimpi yang terjadi saat dirimu mengangkasa di langit malam bumi?
Sendiriankah??
Bulan itu kembali bertanya..
“Tapi Ya Tuhan…..dengan begitu banyak manusia yang menatapku di bawah sana…aku tetap sendirian di langit yang gelap ini…..?”.
Tuhan kembali menjawab……
“Senidiran?? Apakah tidak kau perhatikan…langit malam tak pernah sepi. Selalu ada purnama yang menyinari…selalu ada bintang-bintang yang ikut menghiasi. Bintang-bintang itu susah payah mengirimkan cahaya dari perjalanan waktu sebanyak jutaan tahun lamanya…hanya untuk menemanimu.
Bintang-bintang itu pun tetap menemanimu bercahaya……meski ia telah lama redup…..
Sendiriankah??
Matahari!!! Matahari yang bersinar dan membakar semangat planet-planet lain untuk tetap bertahan di tata surya itu…..memberikan cahayanya padamu…untuk bisa bersinar indah..menggantikan dirinya yang tidak bisa bersinar di malam hari.
Sendiriankah kau???”
Bulan itu tersenyum…dan kini….ia tidak sedih lagi…tidak bertanya lagi…ia tahu…Sang Pencipta mengerti apa yang terbaik untuk semua ciptaanNya.
26 Januari 2009
Bulan itu ibaratkan kita…seorang manusia biasa. Yang lemah….rapuh..dan selalu mempertanyakan banyak hal. Kita yang tidak pernah puas dengan semua nikmat yang telah 4WI berikan.
Bulan itu adalah kita……manusia yang selalu ragu. Seakan masih kurang keimanan kita untuk meyakini bahwa 4WI tahu apa yang terbaik untuk hambaNya.
Malam adalah kehidupan…..terkadang, membuat kita terlena….karena tenangnya…karena begitu banyak hal yang terjadi di malam hari. Namun terkadang, membuat kita merasa sepi karena kesunyiannya. Memandang hidup….sama seperti memandang malam…. Kita bisa berpikir malam itu menyenangkan karena ketika itu…kita mulai bisa merajut mimpi kita sendiri… namun, kita juga bisa berpikir malam itu terlalu sunyi… dan setiap detik yang terlewati seakan mempertegas garis kesendirian itu…
Bintang-bintang itu adalah sahabat dan mimpi-mimpi kita…. Seorang sahabat…tidak harus menerus ada.. tidak harus selalu bersama. Sama seperti bintang-bintang itu…. Saling berjauhan..jauuuuuuh sekali. Bahkan tidak terjangkau oleh ruang dan waktu. Tapi….persahabatan tidak mengenal ruang dan waktu itu. Cahaya itu akan tetap sampai pada malam..meski pun harus melewati perjalanan waktu jutaan tahun lamanya… bahkan ketika dunia telah usai menemani cahaya mereka…bintang-bintang itu tetap memiliki sinarnya di malam hari. Itulah persahabatan bulan dan bintang….
Lalu….matahari itu….. itulah sahabat yang sejati….. sebuah persahabatan di tingkat tertinggi…pengorbanan. Ya……matahari tidak memiliki sinarnya sendirian…itulah kita…itulah persahabatan yang tak pernah mati. Cahaya yang menyilaukan mata di siang hari…dan menyenangkan hati di malam hari….adalah kisah hidup di setiap tingakatan persahabatan. Sebuah timbal balik yang tak ternilai harganya.
Untuk persahabatan ini…..untuk Bulan, Bintang, Malam dan Matahari dalam kehidupan.
Inilah kado sesungguhnya….
Sebuah ikrar tentang persahabatan yang tak akan mati…..
Semoga………purnama akan tetap ikhlas bersinar di malam hari. Mengisi kembali gelapnya gulita, meyakinkan kembali bahwa masih ada mimpi untuk esok hari.
Bogor, 26 Januari 2009
3 komentar:
Luna Azzura => Luna = bulan. Azura = langit biru.
Jadi posting kamu pas banget buat aku, nama Sang Agen Langit. :p
Like this!
Tanx Luna. Buat yang ngedit2, makasih yaaa
Posting Komentar
Harus bin wajib isi komentar.. oke.. hehe