You Are Reading

1

SERIAL FIRA MUNGIL #1 SURI TAULADAN

Unknown Senin, 13 Desember 2010 , ,
 Oleh: Azmi Azhari

Bulan Oktober 2010, tepat Fira menginjak tahun ke-empatnya. Fira dikenal sebagai sosok anak lugu, jujur dan lucu. Fira diberi nama lengkap Zhafirah Hanna Salsabila. Tingkah laku Fira berbeda dengan anak yang lain. Ada saja yang membuat hal yang tak terduga. Siapa yang sangka  anak kecil seumurannya begitu peka kepada lingkungan sekitarnya. Fira terbiasa dengan membuang sampah pada tempatnya yang pernah diajarkan mamahnya. Fira adalah anak dari papah Arie dan mamah Anna.  Fira memanggil mamah dan papah karena dia memang menyukainya.

Pagi yang cerah, hari ini tepat dengan hari libur. Hari minggu yang biasa orang menikmatinya untuk liburan. Fira tinggal dilingkungan komplek menengah di Kota Bogor.  Rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tampak dari depan, papah Arie sedang membaca Koran dengan santainya sambil meminum kopi. Papah Arie bersantai, karena semingguan ia kerja penuh untuk menghidupi keluarganya.

Fira mungil tiba-tiba muncul menuju teras rumah untuk menghampiri papahnya. 

Fira mengajak papahnya bicara.

“pah, itu apaan sih pah? Papah lagi apa?” Tanya fira dengan polosnya.

“Fira, papah lagi baca Koran nak, ini namanya Koran.

Sayang udah mandi belum? Papah bertanya pada anaknya.

“Fira udah mandi pah, udah cantik gini”. Tampak Fira centil.

Fira menatap koran itu sambil berkerut

“Pah, itu kok ada gambar orang lagi berantem sama maen pukul-pukulan?” Tanya Fira sambil penasaran.

“sst.. sayang, ini ada orang lagi berantem sama pukul-pukulan. Ini preman di Ampera yang lagi rusuh!!”. Papah menjelaskan sambil mengelus rambutnya yang hitam.

Fira klo udah gede, jangan gt ya”. Papah menasehatinya.

“pah, tapi pah.. kemarin Fira liat papah pukul kucing. Kenapa?” Tanya Fira kembali.

Papah kaget karena anaknya berkata demikian.

“Kemarin kucing itu nakal ”. Papah menegaskan jawabannya sambil teringat apa yang ia lakukan kemarin.  Papah memikirkan sesuatu. Kucing itu kencing di dekat pintu masuk rumah, dia kemudian membayangkannya.

Fira, temui mamah sana. Jangan ganggu papah ah..”. Papah mempersingkat pembicarannya. Sulit memang menjelaskan sesuatu pada anak seumuran Fira.

Wajah Fira berubah, terfikir sesuatu. Fira kemudian berlari ke dalam rumah, dan bertemu dengan mamahnya. Mamah Anna sedang memasak.

Tiba-tiba..

Fira datang ke Mamah dan memukul kakinya. Mamah kaget disertai mematikan kompor dan menengok ke bawahnya.

“kenapa sayang ? kok kamu pukul mamah?” Tanya mamah sambil melihat mata anaknya.

Fira diam, dia ingat sesuatu.

“mamah nakal, tadi  mamah cubit Fira!!”. Ungkap Fira dengan nada yang sedikit tinggi.

“Fira, kenapa begitu sayang? Mamah cubit fira, karena mamah nyuruh kamu mandi, eh kamu gak mandi-mandi. Kamunya bandel sih” mamah menyahutnya.

“kata papah, klo ada yang nakal  harus dipukul!” fira mengoceh dengan polos.

******

Mamah tertegun mendengar omongan Fira. Mamah kemudian menuju papah 
yang lagi menikmati baca koran. Mereka berdiskusi tentang anaknya. Mereka saling jujur dan menyimpulkan suatu hal yaitu pendidikan anaknya. Suri tauladan yang baik akan membawa kebaikan pada Fira. Mereka kemudian sepakat untuk berhati-hati melakukan sesuatu.

Fira mungil menyusul mamah dan papahnya ke depan teras. Fira membawa masakan mamahnya yang ada di meja. Fira menaruh di meja teras sambil tersenyum kepada mereka. Wajah polosnya kemudian membuat mamah dan papah tersenyum. Fira menatap makanan itu, mencoleknya dan memakannya. Mamahnya tahu, fira lapar. Mamah kemudian mengajak Fira dan papahnya makan.

******

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ayo... komenin yakkkkk

Posting Komentar

Harus bin wajib isi komentar.. oke.. hehe

 
Copyright 2010 FIKSI